Selasa, 17 Januari 2017

Januari 17, 2017 0

Warga Desa Sraten Jawa Timur Senang Dapat Kartu KIS

BANYUWANGI – Program kartu KIS (Kartu Indonesia Sehat) dalam menyukseskan Indonesia sehat dari gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disambut masyarakat Indonesia dengan antusias, seperti yang diharapkan masyarakat Desa Sraten di Pendopo Kantor Desa Sraten, Kecamatan Cluring yang mengantri untuk mendapatkan KIS pada, Rabu (3/8/2016).
Pantauan Beritaekspres.com, antrian para manula untuk mendapatkan kartu KIS ini berdasarkan pendataan Kepala Desa H. Rahman melalui Rukun Tetangga (RT) yang memang tidak mampu atau tergolong masyarakat miskin untuk segera mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Peran Kepala Desa sangat membantu bagi warga yang kurang mampu yang selama ini tidak pernah mendapatkan kartu KIS, sehingga program untuk menyehatkan masyarakat Indonesia kurang mampu (Miskin) bisa diwujudkan. Warga yang memang kurang mampu mengantri dengan duduk tertib, guna mendengar panggilan sang Krawat Desa yang akan memberikan kartu KIS.
Salah seorang warga Dusun Krajan, Ny Mahbullah (65) ketika ditemuiBeritaekspres.com, dilokasi Pendopo Kantor Desa Sraten mengatakan, dirinya sangat senang mendapatkan perhatian dari Pemerintah. ”Saya sangat senang, karena baru pertama ini saya mendapatkan kartu KIS. Karena sebelumnya, saya belum pernah mendapatkan, meski hidup sendiri dan bekerja hanya cukup makan,” ungkapnya.
Selang beberapa waktu, antrian menjadi sedikit karena sempat ricuh akibat tidak sabarnya warga untuk mengambil KIS. Namun, setelah H. Rahman selaku Kepala Desa memberikan pemahaman warga terlihat tenang, sehingga semua warga bisa mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Sumber: beritaekspres.com

Januari 17, 2017 0

Sawah Tergenang Air Berminggu-minggu Akibat Irigasi Tersumbat Sampah Hasil Panen di gorong-gorong bangunan Gudang

Banyuwangi. Sawah tergenang air setinggi 30 cm di dusun Tapan sari Rt 03 Rw 01 Desa Sraten kecamatan Cluring selama berminggu-minggu seluas puluhan hektar, diduga gorong-gorong tersumbat akibat sang petani tidak membersihkan bekas-bekas panen jagung hingga sisa batang pohon jagung yang berserakan yang berasal dari sawah petani itu sendiri terbawa air hingga ke dalam aliran irigasi dibawah gorong-gorong bangunan gudang yang ditempati perusahaan ternama Semen Gersik tersebut ,akibatnya tanaman padi diwilayah itu tidak produktif.
 “Kalau terus-terusan seperti ini bisa-bisa saya ngak panen mas,bagaimana tidak hampir tanaman padi saya terendam air karena aliran pembunganan tersumbat di gedung itu,jelasnya Takruni sang pemilik sawah.
Persoalan tersebut hingga membuat pihak petani yang punya lahan,Pak Takruni melapor ke Desa Sraten.Tanggapan kepala desa Rahman,menurutnya”  kedua belah pihak harus mempunyai kerja sama dalam hal ini,petani harusnya jikala musim penghujan seperti ini sampah dari hasil tanam jagung supaya betul-betul dibersihkan dengan cara membakarnya atau dibuang di lain tempat  jangan dibiarkan sebab dikala musim penghujan datang,sampah hasil tani tersebut akan terbawa air ke saluran hingga gorong-gorong menjadi tersumbat,tuturnya.
 “Bagi pemilik bangunan kalu bisa gorong-gorong di beri penyaring guna menghalau sampah yang terbawa air.tambahnya.
Musim penghujan limpahan air begitu luar jika saluran air kurang memadai tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan banjir di semua sektor wilayah tidak hanya persawahan maupun pemukiman akan terkena dampaknya.

Sumber: annuurnews.wordpress.com/category/ekonomi

Januari 17, 2017 0

Sekolah di Banyuwangi Instruksikan Siswa Miskin Pake Kartu KIP

BANYUWANGI – Bagi siswa kurang mampu disuruh mendatangi kantor Desa setempat sesuai dengan domisili untuk mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) atas instruksi pihak sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Srono. Kantor Desa Sraten, Cluring, Banyuwangi pun tampak tengah melayani warga, Kamis (8/9/2016).
Namun sayangnya, instruksi pihak sekolah bagi siswa miskin untuk mendapatkan kartu KIP ditolak Kepala Desa Sraten, H. Rahman.
Menurutnya, permintaan KIP ke Desa atas intruksi pihak sekolah tidak tepat, karena program pemerintah tentang Kartu Indonesia Pintar berlandaskan warga yang mempunyai Kartu Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) juga Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS).
”Saya tidak bisa memberikan kartu KIP, harusnya ini kan urusanya pendidikan, kok malah minta di Desa, kalau minta surat pengurusan BSM, saya akan bikinkan, harusnya pihak sekolah mengerti bagaimana mendapatkan kartu KIP itu,” terangnya kepada Beritaekspres.com, Kamis (8/9).
Namun dari pantauan Beritaekspres.com, ada salah satu pihak orang tua siswa yang tetap ngotot minta dilayani. “Pak saya disuruh pihak sekolah untuk minta Kartu Indonesia Pintar ke Desa setempat dan saya tidak tahu dengan mekanismenya, intinya sekarang saya butuh KIP,” katanya.
Setelah banyak warga yang tidak mampu mendatangi kantor Desa untuk mendapatkan kartu KIP, akhirnya pihak Desa melalui Kepala Desa, H. Rahman terpaksa membuatkan surat pengantar untuk Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebagai dasar untuk mendapatkan Kartu Indonesia Pintar.
Diketahui, banyak anak orang kurang mampu yang belum mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP), sehingga para orang tua yang kurang mampu melihat anak orang lain bisa mendapatkan kartu KIP pun menjadi bertanya-tanya sambil mencari tahu cara untuk mendapatkannya.
Informasi yang didapat Beritaekspres.com, diduga dalam penyaluran KIP, banyak yang tidak tepat sasaran seperti yang terjadi di Kecamatan Cluring hampir 20 persen daftar nama siswa yang tidak sesuai dengan speksifikasi.
“Contoh, misalnya di kartu tercatat anak tersebut duduk dibangku SD. Namun sekarang sudah SMP sedangkan yang SMP sudah SMA, dan SMA sudah kuliah dan malah sebagian sudah ada yang menikah,” ungkap sumber yang minta namanya dirahasiakan.
Kalau yang sudah menikah tambahnya, justru anak saya sendiri. Jadi saya sendiri yang mengalami itu. “Jadi aneh menurut saya, kenapa mereka menggunakan data yang sudah lama. Kalau sengaja apa untungnya bagi mereka, atau memang mereka yang kinerjanya memang malas sehingga program bagus dari pemerintah ini menjadi kacau.” Tandasnya.

Sumber: beritaekspres.com
Januari 17, 2017 0

Perihatin Wabah DBD, Pramuka Periksa Jentik Nyamuk

BANYUWANGI – Meningkatnya jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sraten, Kecamatan Cluring menimbulkan aksi keprihatinan sejumlah anggota penegak saka bhakti husada (SBH). Mereka menggelar aksi simpatik dengan mendatangi rumah warga di dukuh kedawung, Dusun Sukodadi  Desa Sraten, Kecamatan Cluring, kemarin (28/2/2016).
Kedatang puluhan anggota penegak pramuka SBH ini  sempat menghebohkan warga sekitar, yang melakukan door to door ke setiap rumah warga. Dengan berpakaian pramuka lengkap, mereka mensosialisasikan pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta melakukan pemeriksaan kondisi jentik nyamuk di kamar mandi, maupun tempat penampungan air.
“Ini murni aksi simpatik, untuk menekan jumlah korban penderita DBD,” ujar Koordinator SBH Kwaran Cluring, Pangkalan Puskesmas Benculuk, Dhoni Hadi Sulistyo. S.Kep.Ns
Selain memeriksa jentik nyamuk, langkah lain pemberantasan sarang nyamuk dengan melihat lokasi tempat tinggal warga juga dilakukan para penegak SBH ini. Lanjut Dhoni, bersama timnya, ia membagikan abate gratis yang diperoleh dari Puskesmas Benculuk dan Dinas Kesehatan kepada setiap kepala keluarga (KK).
“Jika ada botol, wadah yang menampung air juga langsung kita beritahukan kepada warga, agar dikubur,” terangnya.
Aksi kepedulian Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) itu merupakan kali pertama dilakukan guna mengendalikan perkembangbiakan nyamuk aides agepty, sehingga mengurangi resiko terjangkitnya (DBD).
“Kegiatan ini agar anggota Pramuka SBH juga bisa praktek langsung menjadi penyuluh PSN dimasing-masing tempat tinggalnya,” imbuhnya.
Sebanyak 37 anggota Pramuka SBH Kwarran Cluring Binaan Puskesmas Benculuk, di libatkan dalam aksi sosial ini. Sedikitnya 100 rumah warga di Dusun Dusun Sukodadi  Desa Sraten, Kecamatan Cluring menjadi sasaran mereka.
Menurut Dhoni, data yang di dapatinya dari Puskesmas Benculuk menunjukan angka penderita DBD sangat tinggi di Kecamatan Cluring, yang merupakan sebagian besar adalah warga Desa Sraten.
“Kita ingin memberikan penyadaran dengan metode pendekatan secara langsung, agar timbul kepedulian juga dari warga setempat,” jelas Dhoni.
Sementara itu, Kepala Desa Sraten, H.Rahman Mulyadi menyambut baik adanya kegiatan aksi peduli tersebut. Dengan demikian, akan timbul kesadaran dari masyarakat secara bersama-sama melakukan PSN dan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Kami pihak desa sangat berterimakasih, kalau bisa secara berkelanjutan ada pendampingan dan pemantauan,” tandasnya.
Sumber: beritaekspres.com

Januari 17, 2017 0

Makam Prabu Tawang Semakin dipadati Pengunjung

Banyuwangi –  Setelah diyakini sebagai makam Prabu Tawang Alun , TPU [Tempat Pemakaman Umum ] di Dusun Kedawung Desa Sraten Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi , hampir setiap hari dikunjungi oleh peziarah , para peziarah tersebut datang dari berbagai penjuru Nusantara , dan bahkan peziarah ada yang datang dari pulau Kalimantan dan wilayah lain .
Sebelum diyakini sebagai makam Prabu Tawang Alum , makam umum yang ada di Dusun Kedawung Desa Sraten situasinya biasa biasa saja , sama dengan pemakaman yang lain , situasinya sunyi senyap , namun setelah para tokoh masyarakat Desa Sraten menyakini bahwa di TPU Dusun  Kedawung terdapat makam Raja Blambangan pertama yaitu Pabu Twang Alun maka situasi dan kondisinya  semakin  berubah.
Pemakaman yang sejak beratus ratus tahun yang lalu suasananya sunyi senyap sekarang berubah menjadi ramai , makam Prabu Tawang Alun yang sejak semula hanya sebagai pemakaman biasa sekarang mulai dilakukan pemugaran , sehingga membuat suasana dilingkungan makam  sekamin indah ,.
Kepala Desa Sraten  H Rahman saat ditemui dikoantor tempat dinasnya mengatakan , pemugaran akan selalu dilakukan setiap tahun  dan bahkan masyarakat akan selalu siap untuk membantu pemugaran makam Prabu Tawang Alun, karena merupakan kebanggaan masyarakat Banyuwangi khususnya masyarakat Desa Sraten, sehingga masyarakat menghendaki makam Prabu Tawang Alum di pugar sebagus mungkin , karena makam Prabu Tawang Alun menjadi ikon Desa Sraten , cetusnya.
Lebih lanjut Kapala Desa  H Rahmanmengungkapakan saking bangganya terhadap Rajanya , seluruh masyarakat Desa Sraten  pada bulan asuro / tahun baru Hijriah tumplek blek dan   berbondong bondong  sambil membawa ambeng / tumpeng takir sewu berjalan kaki dari tempat pemandian menuju pemakaman Prabu Twang Alun  dengan menempuh jarak kurang lebih 1 km.
Tokoh masyarakat Desa Sraten Slamet saat dikonfirmasi menuturkan masyarakat Desa Sraten sangat antusias terhadap acara ritual ini , sebagai bukti kirap takir sewu  yang dipersembahkan Prabu Tawang Alun di ikuti seluruh masyarakat Desa Sraten , selain itu masyarakat   dengan khusuk mengikuti acara  doa bersama di makam Prabu Tawang Alun , dengan doa bersama ini kita berharap Desa Sraten bisa menjadi besar seperti saat dipimpin oleh Prabu Tawang Alun.
Kepala Dinas Parawisata Kabupaten Banyuwangi Drs Bramudia  saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan dirinya sangat bangga dengan kegiatan yang dilakukan oleh Desa Sraten , acara adat yang dilakakukan di Desa Sraten merupakan Budaya yang harus  dilestarikan dan diuri uri  , karena budaya itu  merupakan budaya yang  menjadi ikon Pemerintah Kabupaten Banyuwangi  kedepan.
Sumber: indonesiapos.news

Translate