Selasa, 17 Januari 2017

Januari 17, 2017 0

Warga Desa Sraten Jawa Timur Senang Dapat Kartu KIS

BANYUWANGI – Program kartu KIS (Kartu Indonesia Sehat) dalam menyukseskan Indonesia sehat dari gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disambut masyarakat Indonesia dengan antusias, seperti yang diharapkan masyarakat Desa Sraten di Pendopo Kantor Desa Sraten, Kecamatan Cluring yang mengantri untuk mendapatkan KIS pada, Rabu (3/8/2016).
Pantauan Beritaekspres.com, antrian para manula untuk mendapatkan kartu KIS ini berdasarkan pendataan Kepala Desa H. Rahman melalui Rukun Tetangga (RT) yang memang tidak mampu atau tergolong masyarakat miskin untuk segera mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Peran Kepala Desa sangat membantu bagi warga yang kurang mampu yang selama ini tidak pernah mendapatkan kartu KIS, sehingga program untuk menyehatkan masyarakat Indonesia kurang mampu (Miskin) bisa diwujudkan. Warga yang memang kurang mampu mengantri dengan duduk tertib, guna mendengar panggilan sang Krawat Desa yang akan memberikan kartu KIS.
Salah seorang warga Dusun Krajan, Ny Mahbullah (65) ketika ditemuiBeritaekspres.com, dilokasi Pendopo Kantor Desa Sraten mengatakan, dirinya sangat senang mendapatkan perhatian dari Pemerintah. ”Saya sangat senang, karena baru pertama ini saya mendapatkan kartu KIS. Karena sebelumnya, saya belum pernah mendapatkan, meski hidup sendiri dan bekerja hanya cukup makan,” ungkapnya.
Selang beberapa waktu, antrian menjadi sedikit karena sempat ricuh akibat tidak sabarnya warga untuk mengambil KIS. Namun, setelah H. Rahman selaku Kepala Desa memberikan pemahaman warga terlihat tenang, sehingga semua warga bisa mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Sumber: beritaekspres.com

Januari 17, 2017 0

Sawah Tergenang Air Berminggu-minggu Akibat Irigasi Tersumbat Sampah Hasil Panen di gorong-gorong bangunan Gudang

Banyuwangi. Sawah tergenang air setinggi 30 cm di dusun Tapan sari Rt 03 Rw 01 Desa Sraten kecamatan Cluring selama berminggu-minggu seluas puluhan hektar, diduga gorong-gorong tersumbat akibat sang petani tidak membersihkan bekas-bekas panen jagung hingga sisa batang pohon jagung yang berserakan yang berasal dari sawah petani itu sendiri terbawa air hingga ke dalam aliran irigasi dibawah gorong-gorong bangunan gudang yang ditempati perusahaan ternama Semen Gersik tersebut ,akibatnya tanaman padi diwilayah itu tidak produktif.
 “Kalau terus-terusan seperti ini bisa-bisa saya ngak panen mas,bagaimana tidak hampir tanaman padi saya terendam air karena aliran pembunganan tersumbat di gedung itu,jelasnya Takruni sang pemilik sawah.
Persoalan tersebut hingga membuat pihak petani yang punya lahan,Pak Takruni melapor ke Desa Sraten.Tanggapan kepala desa Rahman,menurutnya”  kedua belah pihak harus mempunyai kerja sama dalam hal ini,petani harusnya jikala musim penghujan seperti ini sampah dari hasil tanam jagung supaya betul-betul dibersihkan dengan cara membakarnya atau dibuang di lain tempat  jangan dibiarkan sebab dikala musim penghujan datang,sampah hasil tani tersebut akan terbawa air ke saluran hingga gorong-gorong menjadi tersumbat,tuturnya.
 “Bagi pemilik bangunan kalu bisa gorong-gorong di beri penyaring guna menghalau sampah yang terbawa air.tambahnya.
Musim penghujan limpahan air begitu luar jika saluran air kurang memadai tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan banjir di semua sektor wilayah tidak hanya persawahan maupun pemukiman akan terkena dampaknya.

Sumber: annuurnews.wordpress.com/category/ekonomi

Januari 17, 2017 0

Sekolah di Banyuwangi Instruksikan Siswa Miskin Pake Kartu KIP

BANYUWANGI – Bagi siswa kurang mampu disuruh mendatangi kantor Desa setempat sesuai dengan domisili untuk mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) atas instruksi pihak sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Srono. Kantor Desa Sraten, Cluring, Banyuwangi pun tampak tengah melayani warga, Kamis (8/9/2016).
Namun sayangnya, instruksi pihak sekolah bagi siswa miskin untuk mendapatkan kartu KIP ditolak Kepala Desa Sraten, H. Rahman.
Menurutnya, permintaan KIP ke Desa atas intruksi pihak sekolah tidak tepat, karena program pemerintah tentang Kartu Indonesia Pintar berlandaskan warga yang mempunyai Kartu Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) juga Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS).
”Saya tidak bisa memberikan kartu KIP, harusnya ini kan urusanya pendidikan, kok malah minta di Desa, kalau minta surat pengurusan BSM, saya akan bikinkan, harusnya pihak sekolah mengerti bagaimana mendapatkan kartu KIP itu,” terangnya kepada Beritaekspres.com, Kamis (8/9).
Namun dari pantauan Beritaekspres.com, ada salah satu pihak orang tua siswa yang tetap ngotot minta dilayani. “Pak saya disuruh pihak sekolah untuk minta Kartu Indonesia Pintar ke Desa setempat dan saya tidak tahu dengan mekanismenya, intinya sekarang saya butuh KIP,” katanya.
Setelah banyak warga yang tidak mampu mendatangi kantor Desa untuk mendapatkan kartu KIP, akhirnya pihak Desa melalui Kepala Desa, H. Rahman terpaksa membuatkan surat pengantar untuk Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebagai dasar untuk mendapatkan Kartu Indonesia Pintar.
Diketahui, banyak anak orang kurang mampu yang belum mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP), sehingga para orang tua yang kurang mampu melihat anak orang lain bisa mendapatkan kartu KIP pun menjadi bertanya-tanya sambil mencari tahu cara untuk mendapatkannya.
Informasi yang didapat Beritaekspres.com, diduga dalam penyaluran KIP, banyak yang tidak tepat sasaran seperti yang terjadi di Kecamatan Cluring hampir 20 persen daftar nama siswa yang tidak sesuai dengan speksifikasi.
“Contoh, misalnya di kartu tercatat anak tersebut duduk dibangku SD. Namun sekarang sudah SMP sedangkan yang SMP sudah SMA, dan SMA sudah kuliah dan malah sebagian sudah ada yang menikah,” ungkap sumber yang minta namanya dirahasiakan.
Kalau yang sudah menikah tambahnya, justru anak saya sendiri. Jadi saya sendiri yang mengalami itu. “Jadi aneh menurut saya, kenapa mereka menggunakan data yang sudah lama. Kalau sengaja apa untungnya bagi mereka, atau memang mereka yang kinerjanya memang malas sehingga program bagus dari pemerintah ini menjadi kacau.” Tandasnya.

Sumber: beritaekspres.com
Januari 17, 2017 0

Perihatin Wabah DBD, Pramuka Periksa Jentik Nyamuk

BANYUWANGI – Meningkatnya jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sraten, Kecamatan Cluring menimbulkan aksi keprihatinan sejumlah anggota penegak saka bhakti husada (SBH). Mereka menggelar aksi simpatik dengan mendatangi rumah warga di dukuh kedawung, Dusun Sukodadi  Desa Sraten, Kecamatan Cluring, kemarin (28/2/2016).
Kedatang puluhan anggota penegak pramuka SBH ini  sempat menghebohkan warga sekitar, yang melakukan door to door ke setiap rumah warga. Dengan berpakaian pramuka lengkap, mereka mensosialisasikan pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta melakukan pemeriksaan kondisi jentik nyamuk di kamar mandi, maupun tempat penampungan air.
“Ini murni aksi simpatik, untuk menekan jumlah korban penderita DBD,” ujar Koordinator SBH Kwaran Cluring, Pangkalan Puskesmas Benculuk, Dhoni Hadi Sulistyo. S.Kep.Ns
Selain memeriksa jentik nyamuk, langkah lain pemberantasan sarang nyamuk dengan melihat lokasi tempat tinggal warga juga dilakukan para penegak SBH ini. Lanjut Dhoni, bersama timnya, ia membagikan abate gratis yang diperoleh dari Puskesmas Benculuk dan Dinas Kesehatan kepada setiap kepala keluarga (KK).
“Jika ada botol, wadah yang menampung air juga langsung kita beritahukan kepada warga, agar dikubur,” terangnya.
Aksi kepedulian Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) itu merupakan kali pertama dilakukan guna mengendalikan perkembangbiakan nyamuk aides agepty, sehingga mengurangi resiko terjangkitnya (DBD).
“Kegiatan ini agar anggota Pramuka SBH juga bisa praktek langsung menjadi penyuluh PSN dimasing-masing tempat tinggalnya,” imbuhnya.
Sebanyak 37 anggota Pramuka SBH Kwarran Cluring Binaan Puskesmas Benculuk, di libatkan dalam aksi sosial ini. Sedikitnya 100 rumah warga di Dusun Dusun Sukodadi  Desa Sraten, Kecamatan Cluring menjadi sasaran mereka.
Menurut Dhoni, data yang di dapatinya dari Puskesmas Benculuk menunjukan angka penderita DBD sangat tinggi di Kecamatan Cluring, yang merupakan sebagian besar adalah warga Desa Sraten.
“Kita ingin memberikan penyadaran dengan metode pendekatan secara langsung, agar timbul kepedulian juga dari warga setempat,” jelas Dhoni.
Sementara itu, Kepala Desa Sraten, H.Rahman Mulyadi menyambut baik adanya kegiatan aksi peduli tersebut. Dengan demikian, akan timbul kesadaran dari masyarakat secara bersama-sama melakukan PSN dan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Kami pihak desa sangat berterimakasih, kalau bisa secara berkelanjutan ada pendampingan dan pemantauan,” tandasnya.
Sumber: beritaekspres.com

Januari 17, 2017 0

Makam Prabu Tawang Semakin dipadati Pengunjung

Banyuwangi –  Setelah diyakini sebagai makam Prabu Tawang Alun , TPU [Tempat Pemakaman Umum ] di Dusun Kedawung Desa Sraten Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi , hampir setiap hari dikunjungi oleh peziarah , para peziarah tersebut datang dari berbagai penjuru Nusantara , dan bahkan peziarah ada yang datang dari pulau Kalimantan dan wilayah lain .
Sebelum diyakini sebagai makam Prabu Tawang Alum , makam umum yang ada di Dusun Kedawung Desa Sraten situasinya biasa biasa saja , sama dengan pemakaman yang lain , situasinya sunyi senyap , namun setelah para tokoh masyarakat Desa Sraten menyakini bahwa di TPU Dusun  Kedawung terdapat makam Raja Blambangan pertama yaitu Pabu Twang Alun maka situasi dan kondisinya  semakin  berubah.
Pemakaman yang sejak beratus ratus tahun yang lalu suasananya sunyi senyap sekarang berubah menjadi ramai , makam Prabu Tawang Alun yang sejak semula hanya sebagai pemakaman biasa sekarang mulai dilakukan pemugaran , sehingga membuat suasana dilingkungan makam  sekamin indah ,.
Kepala Desa Sraten  H Rahman saat ditemui dikoantor tempat dinasnya mengatakan , pemugaran akan selalu dilakukan setiap tahun  dan bahkan masyarakat akan selalu siap untuk membantu pemugaran makam Prabu Tawang Alun, karena merupakan kebanggaan masyarakat Banyuwangi khususnya masyarakat Desa Sraten, sehingga masyarakat menghendaki makam Prabu Tawang Alum di pugar sebagus mungkin , karena makam Prabu Tawang Alun menjadi ikon Desa Sraten , cetusnya.
Lebih lanjut Kapala Desa  H Rahmanmengungkapakan saking bangganya terhadap Rajanya , seluruh masyarakat Desa Sraten  pada bulan asuro / tahun baru Hijriah tumplek blek dan   berbondong bondong  sambil membawa ambeng / tumpeng takir sewu berjalan kaki dari tempat pemandian menuju pemakaman Prabu Twang Alun  dengan menempuh jarak kurang lebih 1 km.
Tokoh masyarakat Desa Sraten Slamet saat dikonfirmasi menuturkan masyarakat Desa Sraten sangat antusias terhadap acara ritual ini , sebagai bukti kirap takir sewu  yang dipersembahkan Prabu Tawang Alun di ikuti seluruh masyarakat Desa Sraten , selain itu masyarakat   dengan khusuk mengikuti acara  doa bersama di makam Prabu Tawang Alun , dengan doa bersama ini kita berharap Desa Sraten bisa menjadi besar seperti saat dipimpin oleh Prabu Tawang Alun.
Kepala Dinas Parawisata Kabupaten Banyuwangi Drs Bramudia  saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan dirinya sangat bangga dengan kegiatan yang dilakukan oleh Desa Sraten , acara adat yang dilakakukan di Desa Sraten merupakan Budaya yang harus  dilestarikan dan diuri uri  , karena budaya itu  merupakan budaya yang  menjadi ikon Pemerintah Kabupaten Banyuwangi  kedepan.
Sumber: indonesiapos.news

Januari 17, 2017 0

Kades Sraten Tuntut Kiai Cabul Dihukum Berat

BANYUWANGI – Kepala Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, H Rahman Mulyadi, menuntut kiai cabul berinisial WHD, bisa dihukum berat. Bukan hanya karena perbuatan pelaku telah mencoreng citra pesantren, tapi para korban juga merupakan warganya sendiri.
“Lihat saja nanti, saat persidangan saya akan mengerahkan massa perempuan untuk ngelurug ke Pengadilan,” katanya, Senin (28/3/2016).
Kemarahan Kades yang juga mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini cukup beralasan. Karena dalam menjalankan aksinya, pelaku menyandang gelar sebagai kiai.
“Jadi ada yang datang ke rumah korban, lalu mengatakan bahwa anaknya diajak pelaku itu untuk tujuan baik (mengaji). Tapi kenyataanya tidak demikian,” kata Rahman.
Rahman menambahkan, bahwa dalam memuluskan aksinya, pelaku kerap menjanjikan iming-iming hadiah kepada para korban.
Janji itu mulai dari uang hingga bantuan lainnya. Namun, pelaku yang mengaku sebagai orang paling sakti di Banyuwangi juga kerap mengancam korban.
Hingga saat ini, korban pelaku sudah mencapai tujuh gadis yang masih berstatus pelajar. Dari keterangan para korban, masing-masing dipaksa untuk melayani nafsu bejatnya dengan cara bersamaan.
Perbuatan mesum beberapa kali itu dilakukan di dalam area pondok pesantren asuhan pelaku. Setelah puas, pelaku sempat menyerahkan para korban orang lain berinisial IMRN. Ia juga diduga seorang kiai yang tinggal di Desa Sari Mulyo, Kecamatan Cluring. (*)
Sumber:Banyuwangi TIMES 
Januari 17, 2017 0

Peringati Maulid Nabi, Warga Banyuwangi Gelar Tradisi Endog-Endogan


Dikutip dari TIMES INDONESIA, BANYUWANGI – Tradisi unik endog-endogan atau telur selalu hadir dalam setiap perayaan Maulid Nabi Muhamad SAW disetiap sudut kampung di Banyuwangi, Jawa Timur. Seperti yang terlihat di sepanjang jalan di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Senin (12/12/2016).
Puluhan Jodang (tiang dari batang pohon pisang yang juga dihias warna-warni) berdiri berjajar di sepanjang jalan. Pada setiap jodang, tertancap puluhan kembang endog atau kembang telur, yakni wadah kecil berhias kertas warna warni mirik bentuk bunga yang di dalamnya berisi telur ayam rebus.

Jodang-jodang ini nantinya akan diarak keliling desa denga dinaikkan becak atau mobil pikap. Warga yang ikut mengarak atau pawai bershalawat bersama sebagai wujud doa berharap berkah dan safaat Nabi muhammad SAW serta dijauhkan dari mara bahaya.
Selanjutnya, jodang-jodang dibawa ke masjid besar Baitus Salam untuk dibacakan doa sebelum telur dibagikan kembali ke warga.
Kepala Desa Setempat, H Rahman Mulyadi mengatakan, tradisi turun-temurun ini selain menjadi tradisi setiap tahun bagi warga desa yang mabersolawat bersama sebagai wujut doa berharap berkah dan safaat Nabi muhammad SAW serta di jauhkan dari mara bahaya.yoritas masyarakatnya muslim, juga menjadi ajang silaturrahmi layaknya lebaran.
"Tradisi mauludan masyarakat di desa ini mulai dulu tidak bisa berubah dan tetap sama, bahkan lebih meriah setiap tahunnya," papar H Rahman Mulyadi yang juga tokoh penggerak NU di kecamatan Cluring.
Peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW memang dianggap sebagai lebaran ketiga bagi warga Desa Sraten. Karena itu, tak heran tradisi mudik bagi warganya yang berada di luar kota juga ada dalam perayaan Maulid Nabi.
"Warga yang sedang merantau hampir semuanya pulang, mulai yang dekat-dekat sini, Bali, Sumatera, Madura semua mudik untuk silaturahmi seperti saat lebaran. Jadi bisa saya katakan warga sraten kini lengkap," ujar mantan aktivis PMII yang saat ini menjabat Kepala Desa.
Seperti yang dilakukan keluarga Andi Setiawan yang merantau di Kota Denpasar, Bali. Andi bersama istri dan anak-anaknya menyempatkan pulang ke kampung halaman meski liburnya hanya sebentar. Untuk perayaan ini, Andi mengeluarkan dua jodang yang dihias cantik.
"Meski liburnya hanya sebentar, menyempatkan diri untuk hadir memeriahkan tradisi hias telur yang sudah ada mulai dulu," kata Andi Setiawan.
Andi menambahkan, ia dan keluarganya senang bisa memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW di kampungnya. Selain sudah menjadi kewajiban dan ajang silaturahmi, ia berharap tradisi ini bisa menjadi budaya yang tetap dipertahankan.(*)

Senin, 16 Januari 2017

Januari 16, 2017 0

Gandeng Bulog, Bumdes Banyuwangi Kembangkan Usaha Perdagangan

BANYUWANGI – Guna menumbuhkan kemandirian desa, Pemkab Banyuwangi mendorong penguatan fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pemkab pun memfasilitasi kerjasama Perum Bulog dan BUMDes untuk mengembangkan usaha perdagangan bidang distribusi pangan.
Kerja sama tersebut tertuang dalam MoU tentang Penguatan Distribusi Pangan antara Kepala Bulog Divisi Regional Banyuwangi, R. Gunadharma, dengan 8 kepala desa. BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki Desa melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan desa.
Kepala Bulog Divisi Regional Banyuwangi, R. Gunadharma menjelaskan kerja sama ini akan menjadikan BUMDes sebagai outlet pemasaran bahan pangan. Bulog akan memasok kebutuhan pokok penduduk ke desa lewat Bumdes.
“Kami akan segera realisasikan. Targetnya pertengahan November kami sudah mensuplai bahan kebutuhan pokok di delapan desa. Ada lima jenis sembako yang akan kami suplai, yaitu beras, minyak goreng, gula, tepung terigu, dan bawang putih. Semuanya dengan harga yang lebih murah di bawah harga pasar,” kata Gunadharma.
Gunadharman berharap sistem ini bisa memangkas rantai distribusi niaga sehingga harga yang dijual Bumdes lebih kompetitif. Untuk itu, imbuh dia, warga desa diharapkan bisa membeli kebutuhan pokoknya di Bumdesnya masing-masing.
"Selain harganya yang dijamin lebih murah dari pasaran, usaha Bumdes akan maju karena banyak pelanggan. Kalau Bumdes maju, kan kembalinya juga untuk warga," kata Gunadharma.
Teknisnya, jelas dia Bulog akan menyediakan paket sembako yang bisa dipilih oleh bumdes. BUMDes akan melakukan pemesanan sembako secara langsung ke Bulog.
“Kami ada jual sembako dengan sistem paket, mulai modal Rp 5 s/d 10 juta. Selain beli paketan, Bumdes masih diijinkan membeli sesuai dengan permintaan,” kata Gunadharma.
Sementara itu, Sekretaris daerah Djajat Sudrajat berharap program ini bisa diikuti BUMDes yang lain. Karena keberadaan BUMDes sendiri berfungsi memperkuat ekonomi masyarakat desa. Praktis, BUMDes harus bisa mengangkat ekonomi masyarakat desa dengan memenuhi kebutuhan masyarakatnya, salah satunya sembako.  
“MoU ini menjadi pilar yang strategis dalam memenuhi kebutuhan sembako masyarakat  desa. Mereka akan mudah mendapatkan bahan kebutuhan pokoknya dengan harga yang kompetitif, di bawah harga pasar,” kata Djajat.
Delapan desa yang masuk dalam program ini adalah Desa Ketapang Kecamatan Kalipuro, Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo, Tamansari Kecamatan Licin, Bangunsari Kecamatan Songgon, Genteng Kulon Kecamatan Genteng, Desa Glagah Agung Purwoharjo, Kalibaru Kulon Kecamatan Kalibaru, dan Desa Sraten Kecamatan Cluring.
Dengan kerja sama ini, imbuh Djajat, desa pun akan bisa mandiri dan memiliki daya saing yang tinggi seiring tumbuhnya usaha perdagangan yang dilakukan dengan Bulog.
“Kalau sudah jalan, BUMDes akan menjadi penggerak sektor ekonomi dan daya ungkit menuju desa mandiri. Dengan demikian beban pemerintah bisa terkurangi, permasalahan desa bisa diselesaikan oleh desanya masing-masing,” pungkas Djajat. (Humas)
Januari 16, 2017 0

Kades Desa Sraten Kembalikan Raskin Berkutu dan Kecoklatan

Banyuwangi. Kepala Desa Sraten Rahman Mulyadi kembalikan beras untuk warga miskin ke Badan Ururan Logistig (Bulog) Banyuwangi. Pasalnya beras tersebut sangat tidak layak untuk di bagikan kepada masyarakat, karena banyak kutunya dan  warnanya kecoklatan. Padahal anjuran pemerintah terkait supkai beras untuk warga tidak mampu ini harus layak untuk di konsumsi oleh masyarkat, dasn kualitasnya harus baik, tidak berkuta dan warnanya kecoklatan, “Karena banyak kutunya, beras untuk warga miskin ini harus di kembalikan dan diganti dengan beras yang baru,”ujar Kades Sraten.
Karena beras yang berkutu tersebut sudah terbagikan ke dusun-dusun untuk diserahkan ke yang berhak, Kades Sraten tersebut memerintahkan kepada Kepala Dusun (Kadus) untuk menarik kembali, dan mengembalikan ke kantor desa agar mendapat ganti beras yang layak untuk di konsumsi “Kadus-kadus langsung bergerak dan mengumpulkan kembali beras yang sudah di distribusikan ke masyarakat tersebut  ,”paparnya.
Akibat komplain tersebut, menurut Rahman Mulyadi (Kades), pihak Bulog Banyuwangi langsung mengganti Raskin itu, dan beras yang berkutu tersebut di tarik kembali. “Beras yang berkutu tersebut sudah dig anti, dan masyarakat sudah menerima beras itu sudah beras yang lebih baik dan layak untuk di konsumsi,”paparnya.
Ketegasan Kades Sraten H. Rahman Mulyadi ini disambut baik oleh wara setempat, karena  selama ini tidak ada Kades yang berani bersikap seperti itu, dan selalu menerima  pemberian tersebut, menurut beberapa yang menerima Raskin, kepada kami mengatakan, saat di beri beras tersebut dirinya tidak mempersolkan dan menerima beras tersebut apa adanya.
“Syukur alhamdulilah, saya mempunyai Kades yang tegas dan perhatian kepada masyarakatnya, dan sikap tegas ini harus tetap di lakukan, jangan sampai kejadian ini terjadi lagi di desa kami maupun desa lain se kabupaten Banyuwangi, beras itu memang tidak layak untuk di konsumsi orang, selain berkutu warnanya sudah ke coklatan baunya apek, walaupun sudah digiling lagi dan semakin ancor (pecah seribu).”jelas salah satu warga ,”(pak usup)(Rony)

Minggu, 15 Januari 2017

Januari 15, 2017 0

Kegiatan Agustusan Tahun 2015 - Kepala Desa Sraten Sukses Peringati HUT RI ke 70 dengan Gaya Koboynya


Banyuwangi, – Bersemangat untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke – 70 dengan mengajak berbagai elemen masyarakat bagaimana merayakan kemerdekaan RI supaya rasa cinta tanah air tertanam dijiwa masyarakat khususnya Desa Sraten Kecamatan Cluring.25/08
Kegiatan lomba dipanitiai oleh karang taruna” (Jengirat Garuda) dan Arif Wijaya sebagai ketua, juga didukung peran serta masyarakat, peserta lomba sebanyak 47 (regu) diikuti dari tingkat SD,MI dan 3 dusun yaitu Krajan, Sukodadi dan Tapansari terlihat juga peserta kehormatan dari staf Desa yang dipimpin oleh kepala Desa Sraten yaitu Drs. H.Arif Rahman Mulyadi, start dari batas Desa Sraten dan Tamanagung sampai Desa Sraten dan Genting, rute yang ditempuh 4 km.
Antusias penonton mewarnai kegiatan gerak jalan didesa Sraten sangat meriah, itu terlihat sepanjang jalur jalan yang dilalui peserta tumpah ruwah ribuan penonton,uniknya kepala desa Drs,H. Arif Rahman Mulyadi berpenampilan layaknya film koboy,  ini bukannya sombong tapi masyarakat biar tertarik lalu ikut bersama sama memeriahkan hari kemerdeka ini, jelasnya.
“Harapan saya tahun depan semoga lebih banyak pesertanya dan tertib toh ini demi desa sraten, juga saran saya karang taruna agar supaya bisa berperan aktif guna kemajukan Desa Sraten dalam semua hal mungkin selama ini atau sebelum saya menjabat jadi lurah, Karang taruna kurang begitu aktif dan tidak pernah dilibatkan dalam hal agustusan atau kegiatan sosial lainnya nah sekarang saatnya kita lihat peran serta mereka dalam mengemban kepanitiaan agustusan dan terbukti sukses.” paparnya kepada kami saat kita confirmasi. www.wartatimes.com 
Gerak jalan dalam acara HUT, agustusan seperti simbolik, setiap tahunan pasti ada karena mengingatkan kita pada detik – detik kemerdekaan. (Rony)
Januari 15, 2017 0

Peta Wilayah Desa Sraten